Selamat dari keburukan
Qodarullah beberapa minggu terakhir diperlihatkan banyak kejadian yang jika dipikirkan itu sebenarnya teguran. Mungkin sudah mulai lupa, sudah diingatkan tapi mungkin juga terlena, akhirnya ditegur langsung, dan alhamdulillah selalu seperti itu. Teguran lewat interaksi dengan orang yang kurang menyenangkan. Atau teguran lewat interaksi dengan orang yang menyenangkan tapi mengkhawatirkan, atau diberikan perasaan tidak enak sebagai efek atas interaksi dengan orang lain.
Semacam diberikan tanda “hati – hati” ketika berinteraksi dengan orang lain. Perasaan “hati – hati” yang Allah bisikkan ke dalam hati untuk waspada pada makhluknya, perasaan waspada hingga kadang mendorong untuk berhenti. Atau bahkan diberi semacam alarm untuk segera menjauh karena membahayakan diri. Meski kadang tanda itu baru disadari setelah beberapa waktu, tetap bersyukur karena masih selamat.
Bersyukur karena teguran itu kadang berwujud dalam bentuk diperlihatkan sifat yang sebenarnya dari orang lewat perilakunya. Sifat-sifat yang kadang tak nampak karena masih cukup permisif, mungkin khilaf, mungkin lupa, dan mungkin-mungkin lainnya. Allah sudah kasih tanda, tapi tidak direspon, seolah sudah dibisikin, tetap lanjut, diteriakin, tetap lanjut, hingga akhirnya digetok.
Benar adanya bahwa memang seperti pada umumnya setiap manusia punya sisi survival mode yang aktif dalam kondisi tertentu, dan dilakukan dengan berbagai cara. Istilah survival mode (seperti layaknya game) dipakai karena biasanya dengan mode ini aktif, sekitarnya dianggap bahaya yang harus disingkirkan atau dihindari agar aman. Terkadang tidak lagi segan untuk mendorong hingga jatuh dalam kubangan. Dan alhamdulillah ditampakkan, sehingga survival mode aktif namun kali ini terprogram untuk menghindar, bukan menabrak untuk menyakiti.
Alhamdulillah masih ada empati, tapi apakah mungkin justru empati ini jadi celah keamanan? Entahlah, tapi bersyukur diingatkan untuk selalu waspada karena setiap orang punya motif. Alhamdulillah tidak pernah punya niat untuk menjatuhkan, meski kadang orang lain berperilaku kebalikan. Hanya punya iman pada Allah yang Maha Pemberi Keadilan.
Teringat sebuah quote dari poster dakwah di Instagram tentang salah satu nikmat yang termasuk jarang disadari yaitu diperlihatkan kemudian dijauhkan dari keburukan dalam berbagai bentuk. Tulisan yang membingungkan, ya, karena memang ini hanya racauan.
Comments
Post a Comment