Godaan eksistensi

Sumber: FB Rumaysho.com
Sumber: FB Rumaysho.com

Di jaman serba media sosial seolah setiap orang berlomba untuk menunjukkan progressnya , apapun bentuknya. Seolah setiap orang ingin diketahui keberadaannya dan semua orang harus tahu, bahkan untuk urusan yang paling asasi sekalipun yaitu beragama dan berdoa. Tidak bermaksud ingin mengomentari atau membahas lebih jauh, namun lebih kepada pengingat untuk diri sendiri, apakah perlu melakukannya atau tidak. Ini mengabaikan faktor bahwa sesorang melakukannya karena memang harus atau sebagai pekerjaan, misalnya branding sebagai penyedia jasa atau menjual produk tertentu, bisa jadi itu jadi hal yang wajib kaitannya dengan profesi tersebut. Disini bicara tentang orang biasa, awam, apakah setiap orang harus tau apa yang dilakukan, artinya kegiatan yang dilakukan seseorang, bukan konten apa yang diposting. Misalnya sedang olahraga, atau sedang makan, atau sedang bersama keluarga, dan lain-lain. Berbeda halnya bila konten yang diposting adalah informasi yang bermanfaat untuk semua, atau mungkin konten dakwah. Sekali lagi ini pengingat diri sendiri, karena bahkan kadang masih melakukannya, misalnya setelah melakukan suatu kegiatan, atau berhasil dalam suatu kegiatan, seperti ada yang membisikkan "ayo dishare dong, biar orang tahu, mungkin bisa jadi manfaat buat orang lain". Subhannallah.

Nah godaan ini yang mengerikan, kenapa? karena menggerus keikhlasan, bahkan untuk yang posting hal dakwah sekalipun. Hal ini diperparah dengan fitur like dan comment yang menambah beban hati untuk ikhlas. Pertanyaannya, apa yang dishare apakah memang betul hanya ikhlas untuk berbagi, atau ada sedikit harapan untuk mendapat respon dari manusia lain? harapan yang sedikit itu sudah menjadi warning akan keikhlasan, yang dapat menjatuhkan kita pada syirik kecil. Fudhail bin 'iyadh mengatakan "sebaik-baik ilmu dan amal adalah sesuatu yang tidak ditampakkan dihadapan manusia".

Selain itu, orang yang melihatnya pun ada 2 kemungkinan, merasakan kemanfaatan atau justru hasad yang muncul, karena seperti kata Ibnu Taimiyah setiap manusia hakekatnya memiliki hasad pada orang lain, hati yang berpenyakit akan menampakkannya, sedangkan hati yang mulia akan menyembunyikannya. 

Ini hanya untuk masalah dunia, apalagi yang berhubungan dengan akhirat macam ibadah dan doa? saya beberapa kali kalah dalam peperangan itu hingga akhirnya tetap memposting pencapaian di media sosial pribadi, dan sampai sekarang, saya selalu berusaha menimbang sebelum update status, dan apakah memang perlu update status, meski itu status dakwah? Ya Allah, Yang Maha Membolak balikkan hati, tetapkanlah hati ini pada agama-Mu. 

Comments

Popular Posts