Catatan HSI Abdullah Roy : Aqidah Al Washitiyah 171-175


Aqidah Ahlussunnah terhadap Khulafaur Rasyidin

PEKAN V : tentang karomah para wali Allah

Halaqah 171
Allah memberikan keistimewaan kepada orang-orang shalih yang Allah kehemdaki dengan mengalami atau memiliki kejadian - kejadian di luar nalar atau kebiasaan manusia, seperti contohnya  adalah tidak mempan dibakar. Karomah jenis pertama adalah ilmu yang diberikan oleh Allah berupa sesuatu yang tidak diketahui orang lain. Dikisahkan Abu Bakar Ash Shiddiq pernah mengetahui apa jenis kelamin yaitu anak perempuan yang ada dalam kandungan istri beliau dan ketika laihir memang benar seorang anak perempuan. Karomah lain adalah ketika Allah menyingkapkan pada Umar bin Khattab sehingga belliau dapat melihat pasukan yang beliau kirim dari jarak jauh, bahkan memberi tahu sahabat Sariah untuk lari ke gunung supaya selamat. Kemudian ada seorang tabi'in bernama Abu Muslim Al Khaulani yang disiksa oleh Al Aswad Al Ansi dengan cara dibakar dan tidak mempan karena mempertahankan tauhidnya.

Bentuk lain dari karomah adalah berupa kemampuan, sebagai contoh yaitu seperti yang dimilki oleh Saad bin Abi Waqash. Ketika dalam perjalanan perang dan akan menyeberangi sebuah sungai, beliau bertanya pada pasukannya apakah ada yang berbuat maksiat malam sebelumnya, dana para pasukan menjawab tidak. Kemudian dengan ijin Allah mereka berjalan diatas air melewati sungai tersebut.

Karomah tidak hanya datang di jaman para sahabat, tetapi hingga akhir jaman terhadap orang-orang shalih yang Allah kehendaki. Perbedaan nyata antara wali Allah dan bukan wali Allah adalah ketawadhuan orang yang diberi karomah. Wali Allah tidak akan mungkin menceritakan bahkan menyombongkan karomah yang diberikan atau yang terjadi padanya kepada orang lain, justru sangan berusaha untuk menyembunyikannya. Contohnya adalah Abu Muslim Al Khaulani yang setelah dibakar dan kemudian berjumpa Umar bin Khattab. Beliau Umar bin Khattab bertanya kepadanya siapa yang dibakar oleh Al Aswad Al Ansi, dan Abu Muslim menjawab, itu adalah Abdullah ibn Tsaub. Nama Abdullah ibn Tsaub adalah nama lain Abu Muslim Al Khaulani. Hingga akhirnya Umar bin Khattab mendesak dengan terus bertanya apakah itu adalah dia, dan Abu Muslim pun menjawab, benar bahwa itu adalah dia. Umar pun memeluknya dan menagis kemudian mendudukkan dia diantara Abu Bakar dan Umar. Sedangkan yang bukan wali Allah atau bahkan wali setan akan berlaku sebaliknya karena sesungguhnya yang dia lakukan adalah sihir.

Halaqah 172
Ahlussunnah meyakini karomah al aulia, namun ada golongan yang menolaknya yaitu mu'tazilah (mendulukan akal daripada dalil). Golongan ini meyakini karomah setara dengan mukjizat, sehingga tidak mungkin ada karomah selain diberikan pada nabi. Sementara ada golongan lain yang menganggap segala keistimewaan diluar kebiasaan manusia dianggap sebagai karomah, padahal itu adalah sihir.

Halaqah 173
Aqidah Ahlusunnah terhadap atsar yang dibawa Rasulullah. Atsar adalah segala sesuatu yang dilakukan, dilarang, dikabarkan, diingkari, dibolehkan, oleh Rasulullah. Ahlussunnah mengikuti serinci mungkin apa yang ada dalam atsar. Bagaimana mengikutinya? Tentunya dengan menuntut ilmu tentang atsar itu.

Halaqah 174
Ahlulssunnah wal jamaah dalam beramal mengambil tengah-tengah seimbang antara amalan dzahir dan batin. Amalan dzahir adalah semua yang kita lakukan secara fisik, dan harus sesuai dengan apa yang dituntunkan oleh Rasulullah. Amalan batin adalah amalan hati, tidak terlihat, ucapan ucapan hati seperti rasa takut pada Allah, niat, tawakkal, dan amalan hati lainnya. 

Ahlussunnah wal jamaah tidak hanya melakukan amalan dzahir saja atau batin saja. Seperti yang dilakukan golongan yang tidak mengikuti sunnah, misalnya hanya amalan hati saja, kemudian amalan dzahirnya sesuka mereka. Contohnya ada yang mencukupkan ibadah dengan bernyanyi atau nasyid saja, karena dengan nasyid mereka sudah merasa iman meningkat, bahkan sampai menangis, tapi apakah itu sesuai tuntunan Rasulullah?.

Kemudian Ahlussunnah melaksanakan amalan batin sekaligus dzahir yaitu secara batin dia punya muroqobah dan secara dzahir selalu berusaha sesuai dengan tuntunan Rasulullah dan pemahaman para sahabat.

Halaqah 175
Jalan Ahlussunnaah wal jamaah mengikuti jalannya para sahabat termasuk muhajirin dan anshor. Kaum  muhajirin adalah para sahabat yang hijrah ke madinah termasuk khulafaur rasyidin. Kaum Anshor adalah kaum penolong yang berada di madinah dan menyambut kaum muhajirin ketika datang ke madinah. Mereka terdiri dari kaum Aus dan Khazraj. Begitu cintanya mereka pada para sahabat sampai sampai ada yang menawarkan untuk menikahi salah satu istri mereka, karena tahu kaum muhajirin sama sekali tidak membawa apapun ketika datang.

Bagi golongan yang sesat, mereka tidak mengikuti jalannya para muhajirin dan anshor. Ada suatu golongan sesat yang mereka mengatakan, hanya berhukum dengan hukum Allah, sehingga menghukumi yang lain yang misalnya mentaati hukum yang dibuat manusia, dikatakan telah keluar dari islam. Mereka pun langsung mengkafirkan orang yang berbuat dosa besar.

Comments

Popular Posts